Morning Sickness

Bisa Dipicu Maag dan Stres
            Mual, muntah, pusing, sulit nafsu makan, kebanyakan kondisi tersebut pastinya sering dialami oleh seorang wanita yang sedang mengandung. Meskipun, ada juga wanita  hamil yang tidak mengalami masalah tersebut, namun menurut dr Adri Yanti SpOG, dokter kandungan yang ada di Batam Medical Centre, 70 persen wanita hamil pasti mengalami rasa tidak mengenakkan di dua bulan awal kehamilan.
            “Penyebabnya karena adanya perubahan hormon pada ibu hamil. Akhirnya ibu hamil ada yang mengalami morning sickness. Tapi tidak hanya pagi saja. Ada juga ibu hamil yang merasa tidak enak seperti itu pada sore, malam, atau bahkan sepanjang hari,” terang Adri.
            Namun jika seorang wanita memiliki riwayat sakit maag atau memiliki kecenderungan untuk mudah panik dan bermental labil, maka kondisi tidak mengenakkan pada saat kehamilan tersebut bisa berlangsung hingga saat kelahiran tiba.
            “Untuk itulah seorang ibu perlu mendapatkan dukungan support emosi yangcukup dari lingkungan sekitarnya. Kadang memang kalau wanita hamil itu kelihatan kolokan. Tapi jangan dikira kalau dia gampang mengeluh dan manja itu merupakan keinginan dia. Siapapun wanita pastinya tidak ingin merasa sakit seperti itu,” jelas Adri.
            Dengan adanya support dari lingkungan sekitar, maka seorang wanita yang sedang hamil dan merasa bahagia serta memiliki tingkat stres yang rendah berkemungkinan untuk mengalami rasa tidak mengenakkan yang minim terjadi.
Selain kelelahan pikiran, seorang ibu hamil juga dianjurkan untuk mengurangi keaktivannya seperti biasanya. Hindari terlalu capek, banyak mengangkat beban yang berat, dan menempuh perjalanan yang jauh. (ika)

Hindari Minyak dan Softdrink
            Meski rasa tidak mengenakkan kerap hadir pada ibu hamil, namun tetap saja ia harus terus memenuhi kebutuhan tubuhnya untuk makan. Sampai-sampai menurut Adri, ia sering mengatakan kepada pasiennya dengan pesan, “Ayo berjuang untuk makan, untuk kesehatan ibu dan juga bayinya.”
            Menurut Adri, sesungguhnya seorang ibu bisa memenuhi kebutuhan bayinya selama satu bulan awal kehamilan jika sang ibu mengalami kondisi kurang makan dengan porsi seperti kebiasaan pada umumnya.
            Namun tetap saja, seorang ibu perlu tetap makan untuk memenuhi kebutuhan asupan tubuhnya serta bayi yang sedang dikandungnya. Jika rasa tidak mengenakkan itu ada, menurut Adri, hendaknya seorang ibu bisa melakukan pola makan yang sedikit-sedikit tapi sering.
            “Bisa dua sampai tiga sendok dulu kemudian dua jam lagi makan lagi. Sedikit-sedikit asal sering,” saran Adri.
            Lantas, makanan dan minuman apa saja yang hendaknya dihindari untuk mencegah semakin parahnya kondisi mual? Adri menyarankan untuk menghindari terlalu banyak makan yang berlemak atau mengandung minyak serta mengkonsumsi soft drink yang mampu membuat perut menjadi kembung.
            “Ada baiknya makan makanan yang hangat atau segar. Jika ingin ngemil, bisa juga dengan mengkonsumsi cracker atau makanan alternatif lainnya. Jika tidak bisa makan nasi, bisa juga diganti dengan bubur sereal atau air sop, ice cream, dan jus atau sayur sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang,” lanjut Adri.
            Sedangkan untuk urusan ngidam yang kerap dialami oleh ibu hamil, menurut Adri hendaknya dilihat-lihat dulu makanan atau minuman apa yang diinginkan oleh sang ibu. Jika itu merupakan makanan atau minuman yang tidak membahayakan kondisi sang ibu tersebut karena sedang mengandung, tak ada salahnya untuk dipenuhi.
            “Tapi kalau membahayakan, ya jangan dituruti. Nggak ada kok hubungannya dalam medis antara ibu hamil ngidam dan tidak dituruti dengan cerita nanti anaknya kalau lahir akan mudah ngiler,” sahut Adri. (ika)
           
Rencanakan dari Tiga Bulan Sebelumnya
            Mendengar istilah merencanakan kehamilan sebelum beberapa bulan sebelumnya, pasti yang akan banyak terpikir di benak kebanyakan orang adalah menyiapkan mental dan dana yang cukup. Padahal, ada hal lain yang sama pentingnya dan perlu dilakukan oleh seorang calon ibu sebelum memutuskan untuk hamil.
            Menurut Adri, seorang ibu seharusnya mempersiapkan dirinya selama tiga bulan sebelum ia hamil. Di masa tersebut, seorang wanita yang sedang mempersiapkan kehamilannya harus memenuhi asupan asam folatnya.
            “Asam folat ini penting untuk membentuk syaraf pada bayi serta mencegah cacat pada bayi. Untuk itu pada masa tiga bulan sebelum seorang wanita memutuskan untuk hamil, ia harus memenuhi asupan asam folat yang cukup dari sayur-sayuran,” saran Adri.
            Selain itu pada seorang wanita yang merencanakan kehamilan dan memiliki kebiasaan merokok, ia tentunya harus menghentikan kebiasaannya tersebut. Demikian juga pada wanita gemuk yang sedang menjalani program diet dengan mengkonsumsi obat-obatan tertentu, juga harus menghentikan kebiasaannya tersebut.
            “Sehingga sel telur yang akan dibuahi itu nantinya dalam kondisi sehat dan berkualitas. Sebelum hamil, seorang wanita juga harus melakukan konsultasi ke dokter. Nantinya, dokter bisa memberikan saran pilihan obat-obatan mana yang bisa dikonsumsi selama masa sebelum kehamilan,” terang Adri.
            Ditegaskan kembali oleh Adri, seorang wanita yang sedang merencanakan kehamilan perlu berhati-hati dalam memenuhi asupan makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuhnya. Karena dengan asupan yang berkualitas bisa mempengaruhi kondisi bayi yang ada dalam kandungan serta yang akan dilahirkan nantinya. (ika)

Evening Sickness Pun Ada
            Siapa bilang wanita hamil hanya merasakan morning sickness. Rasa tidak mengenakkan di waktu pagi itu ternyata juga bisa hadir kala sore hari atau yang bisa disebut dengan evening sickness. Itu juga yang dialami oleh Situ Nurbaya atau yang biasa akrab disapa dengan Nora.
            “Wah nggak hanya pagi saja. Kalau saya sore hari terutama kalau pas mau maghrib itu rasanya nggak enak juga. Ya mual, pusing. Jadi nggak hanya morning sickness, evening sickness juga,” aku wanita yang kini bekerja di bagian protokol Pemko Batam tersebut.
            Uniknya di kehamilannya yang kedua kali ini, Nora juga merasakan rasa tidak mengenakkan yang berkepanjangan. Jika pada kehamilannya yang pertama ia cukup merasakan rasa tidak mengenakkan tersebut hanya sekitar tiga bulan, kini di usia kandungannya yang sudah menginjak 22 minggu, rasa tak mengenakkan tersebut masih tetap ada.
            Untuk mengatasi rasa mualnya tersebut, Nora pun akhirnya mengikuti saran dokter untuk mengkonsumsi obat penghilang rasa mual. “Tapi kata dokter kalau bisa ditahan, lebih baik ditahan dulu. Kalau tidak kuat, baru minum obat,” ujar Nora.
            Untungnya, Nora tidak mengalami rasa tidak mengenakkan tersebut hingga pada kondisi yang parah. Menurutnya, ia masih bisa beraktivitas selama kehamilan dan tidak merasa terlalu terganggu dengan rasa tidak mengenakkan yang kadang kerap muncul.
            “Untuk makan aku juga nggak rewel yang sampai ngidam aneh-aneh gitu. Paling-paling hanya pengen makan yang lebih segar-segar saja,” imbuh Nora.
            Menurut dr Adri Yanti SpOG, dokter kandungan yang ada di Batam Medical Centre, normalnya, ibu hamil bisa mengalami tidak hanya morning sickness akan tetapi evening sickness bahkan bisa jadi sepanjang hari. Semua itu tergantung dengan kondisi dari ibu hamil tersebut.
            Demikian juga dengan masa morning sickness. Jika pada kebanyakan orang hal tidak mengenakkan tersebut bisa muncul hingga usia kandungan mencapai hingga dua bulan, namun ada juga yang lebih dari masa kehamilan tersebut.
            Namun ditegaskan oleh Adri, keberadaan rasa tidak mengenakkan tersebut tidak ada hubungannya dengan kualitas kehamilan. “Ada orang bilang kalau hamil tapi kok nggak sakit itu berarti ada apa-apa. Yang betul nggak ada itu kaitan antara mual dengan kualitas hamil.” (ika)